Laporan Pasar: Memahami Tren Konsumsi Di Kalangan Milenial
Laporan Pasar: Memahami Tren Konsumsi Di Kalangan Milenial – Populasi Generasi Z saat ini merupakan yang terbesar di dunia. Jumlah mereka mencapai 2,5 miliar pada tahun 2020.
Hal serupa juga terjadi di Indonesia. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, Generasi Z mendominasi jumlah penduduk dengan persentase 27,94 persen.
Laporan Pasar: Memahami Tren Konsumsi Di Kalangan Milenial
Artinya, industri tidak bisa menggunakan strategi pemasaran yang ditujukan kepada generasi tua. Diperlukan metode baru agar pemasaran lebih tepat sasaran.
Milenial: Pola Asuh Anak Lebih Bebas Dan Terbuka
Di sisi lain, memang generasi Z belum memiliki daya beli yang besar. Namun hal itu harus diperhitungkan untuk memastikan ketahanannya di pasar.
, UMN Consulting telah melakukan penelitian terhadap berbagai aspek Generasi Z. Sebanyak 1.321 Generasi Z (usia 17-24 tahun) di Indonesia disurvei dalam penelitian ini. Kuesioner disebarkan secara online.
Dalam teori generasi yang dikemukakan oleh Graeme Codrington dan Sue Grant-Marshall (2004), masyarakat yang hidup di dunia ini terdiri dari lima generasi.
Kelimanya, yaitu generasi Baby Boomer yang lahir pada periode 1946-1964, Generasi X yang lahir pada periode 1965-1980, dan Generasi Y yang lahir pada periode 1981-1995. Generasi Y sering disebut generasi milenial.
The People’s Edisi I Tahun 2021 By Krama Udayana
Generasi penerus Z lahir pada periode 1996-2010. Generasi Z sering disebut dengan generasi internet. Terakhir, generasi Alpha lahir pada periode 2011-2025.
Dari sudut pandang Gen Z, ada beberapa hal yang membuat generasi mereka lebih unik dibandingkan generasi sebelumnya. Terlepas dari daya tanggapnya terhadap teknologi informasi, salah satu yang paling dominan adalah hubungannya dengan perusahaan
Citra yang mereka jadikan panutan adalah tokoh yang mempunyai nilai dan pandangan hidup yang sama. Kalaupun bisa, nilai dan pandangan hidup harus sama persis.
Namun di sisi lain, Gen Z sendiri sangat sensitif terhadap bagaimana angka-angka yang mereka cari ditampilkan ke publik.
Tren Konsumsi Dan Gaya Hidup Organik Di Indonesia
Dalam riset UMN Consulting, mayoritas responden mengatakan hal tersebut ketika ditanya hal apa saja yang membentuk identitas Anda sebagai Gen Z.
Dengan kata lain, peristiwa-peristiwa yang terjadi, baik lokal, nasional, maupun internasional, berperan dalam membentuk identitas mereka.
Secara khusus, kata Elissa, pandemi dan resesi ekonomi membuat Gen Z lebih berhemat, lebih bertanggung jawab secara finansial, dan cenderung pragmatis.
Yang memegang peranan penting. Generasi Z masih dalam tahap awal kehidupan, namun pandemi ini sedang melanda mereka. “Pandemi ini juga berdampak pada kehidupan sosialnya,” kata Elissa.
Pdf) Preferensi Konsumen Generasi Z Terhadap Konsumsi Produk Dalam Negeri
Terhadap peristiwa yang terjadi di sekitar. Padahal, seperti disebutkan sebelumnya, peristiwa-peristiwa inilah yang membentuk identitas mereka.
Hasil ini erat kaitannya dengan hasil penelitian lain yang sama yaitu Generasi Z merupakan generasi yang
“Mereka (Gen Z) lebih toleran terhadap pihak yang berbeda. Pada dasarnya memikirkan keselamatan dan kesejahteraan pihak yang berbeda. Makanya banyak gerakan progresif dan inklusif yang didorong oleh Gen Z,” ujarnya.
Saat peneliti menanyakan hal apa yang paling membuat mereka khawatir, responden menjawab dengan hal yang membuat orang lain khawatir. Bukan diri mereka sendiri.
Peran Milenial Dalam Membangun Indonesia Dengan Investasi Digital
Sebanyak 37,70 persen generasi Z khawatir akan menjadi beban keluarga, dan 31,19 responden lainnya mengaku khawatir tidak memenuhi ekspektasi.
Konsultan UMN lainnya, Nosica Rizkalla menambahkan, respons tersebut sedikit banyak juga dipengaruhi oleh ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 dan resesi ekonomi yang masih berlangsung.
Namun, bukan berarti Gen Z akan menyerah begitu saja. Mereka menjadi sangat penuh perhitungan, realistis, dan memandang situasi saat ini sebagai tantangan untuk berkembang ke depan agar tidak membebani orang-orang di sekitarnya.
“Sulit untuk menyangkal bahwa pandemi ini memperbesar apa yang mereka takuti atau khawatirkan. Mereka benar-benar merasakan tantangannya, namun mereka terus berusaha untuk membuat keluarga mereka bangga,” kata Nosica.
Bagaimana Memahami Pola Konsumsi Dan Rendahnya Literasi Keuangan Generasi Z?
Ternyata secara umum, Gen Z merupakan generasi yang melek teknologi, kritis namun terbuka, toleran, dan mudah teralihkan oleh hal-hal di sekitarnya.
Sebagai generasi yang berlabel sensitif terhadap teknologi, sebagian besar orang beranggapan bahwa konsumsi bulanan tertinggi Gen Z berkaitan dengan teknologi digital. Misalnya saja paket internet atau layanan berlangganan
Menurut riset UMN Consulting, konsumsi terbesar Gen Z adalah makanan ringan dan minuman. Persentasenya sebesar 71,76 persen.
Konsumsi bulanan lainnya juga berkaitan dengan dunia kuliner, yaitu. makanan cepat saji Persentasenya sebesar 70,55 persen.
Transformasi Ke Digital Telco, Tlkm Disebut Menarik
Jika konsumsi bulanan dibagi dengan kelompok umur Gen Z, maka kelompok umur pelajar SMA (15-17) merupakan kelompok yang paling banyak mengonsumsi makanan dan minuman ringan.
Sebaliknya, Gen Z yang sudah lulus kuliah dan sudah bekerja lebih banyak mengonsumsi makanan cepat saji.
Pandemi dan resesi ekonomi membuat Gen Z lebih bertanggung jawab terhadap isi kantongnya. Selain itu, kondisi finansial mereka juga tidak stabil.
Oleh karena itu, ketika ingin membeli sesuatu, terutama produk dengan harga mahal, Gen Z cenderung mengecek segala detail mengenai barang tersebut terlebih dahulu.
Gaya Komunikasi Politik Generasi Milenial: Studi Kasus Gibran Rakabuming Raka
Instagram menjadi platform terpopuler bagi Gen Z untuk mencari informasi mengenai produk yang ingin mereka beli. Jumlah responden yang memilih sebanyak 86,45 persen.
Meski Tiktok menduduki peringkat ketiga secara keseluruhan, aplikasi berbagi video pendek ini tampaknya lebih populer di kalangan siswa sekolah menengah Gen Z (usia 15-17 tahun).
Uniknya, media tradisional seperti televisi masih sangat relevan di era digital. Sebanyak 14,53 persen responden masih memanfaatkan televisi sebagai sumber pencarian informasi produk.
Pada satu platform, sulit bagi mereka untuk beralih ke platform lain. “Mereka tidak memiliki akun media sosial sebanyak generasi Milenial,” jelas Nosica.
Optimalisasi Sektor Makanan Dan Minuman Halal Upaya Genjot Perekonomian Indonesia
Sedangkan jenis informasi yang paling banyak dicari oleh Gen Z adalah review produk (14,99%), gaya hidup (14,53%) dan berita (11,20%).
Nosica mengatakan Gen Z tidak hanya ingin produk yang dibelinya sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup, tetapi juga mencakup inovasi atau disebut juga dengan
Merujuk Susenas 2019, sembilan persen dari 44 juta pengguna internet Gen Z pernah melakukan pembelian secara online.
Penelitian kualitatif bertema serupa yang dilakukan Semantic Scholar pada tahun yang sama juga menunjukkan bahwa Generasi Z cenderung berbelanja online.
Paradigma Baru Gaya Politik Generasi Z Pasca Era Milenial
Sebanyak 66,09% responden Gen Z memilih berbelanja online, sedangkan hanya 13,25% berbelanja di supermarket.
Peneliti UMN Consulting Elissa mengatakan pilihan tempat membeli produk oleh Gen Z didasarkan pada kenyamanan dan keterjangkauan, bukan fitur atau gambar.
Oleh karena itu, tidak heran jika mereka memilih membeli di e-commerce. Karena lebih praktis, efisien dan hemat waktu karena dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun.
Produk dan layanan bernilai tambah pada platform e-niaga juga seringkali lebih murah karena promosi, diskon promosi, atau
Apa Itu Mpc? Perhitungan Multi-pihak Yang Aman
Dunia berubah dengan sangat cepat. Tampaknya kita baru saja mengupas generasi Milenial. Faktanya, kondisi pasar telah berubah lagi sebelum saya selesai membicarakannya.
Faktanya, tidak semua orang memahami “bahasa” generasi Z. Namun, setidaknya keberadaan dan potensi finansial mereka di masa depan sudah diperhitungkan.
Dunia industri tidak perlu panik. Yang terpenting, terus pelajari perilaku dinamisnya dan sesuaikan dengan berbagai strategi trading. Para pramuniaga memandu pengunjung menyiapkan aplikasi pembayaran online di salah satu booth Festival Ekonomi Keuangan dan Karya Kreatif Indonesia 2024 di Jakarta Convention Center. Jakarta, Kamis (1/8/2024).
Generasi Z atau Gen Z merupakan generasi yang lahir pada tahun 1997 hingga tahun 2012. Artinya, mereka saat ini sudah bersekolah, kuliah dan ada pula yang sudah bekerja atau baru menikah.
Pengaruh Digital Yang Menjadi Tren Dari Konsumen Asia-amerika
Generasi Z disebut juga dengan “iGeneration”. Konsep tersebut terinspirasi dari nama-nama produk teknologi terkemuka dunia, yaitu. Apel. Generasi Z merupakan generasi internet yang memanfaatkan internet dan teknologi dalam menjalani kehidupannya.
Berdasarkan sensus penduduk Indonesia tahun 2020, Generasi Z yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012 berjumlah 74,93 juta orang atau 27,94 persen dari total penduduk Indonesia. Jumlah penduduk Generasi Z bahkan melebihi jumlah generasi Milenial yang berjumlah 69,38 juta jiwa atau Generasi X yang berjumlah 58,65 juta jiwa.
Sementara itu, secara global, dengan perkiraan populasi sebanyak 8,1 miliar jiwa, populasi Gen Z kini mencapai lebih dari seperempat populasi dunia. Itu berarti ada sekitar 2 miliar jiwa Gen Z yang tersebar di seluruh dunia saat ini.
Generasi Z merupakan generasi digital native yang lahir dan tumbuh pesat seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi. Menurut laporan GlobalWebIndex, hingga 98 persen dari seluruh Gen Z di dunia saat ini memiliki ponsel pintar. Sedangkan di Indonesia, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada kelompok umur 15-24 tahun, persentase penduduk yang menguasai atau memiliki telepon seluler pada tahun 2023 mencapai 92,14 persen.
Generasi Milenial Tentang Generasi Milenial: Melihat Perilaku Menonton, Gangguan, Dan Bintang Media Sosial
Gen Z tidak hanya memahami perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan, blockchain dan Internet of Things, tidak hanya terampil dalam menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak. Kemampuan tersebut menjadikan mereka sebagai motor penggerak inovasi dan perubahan di berbagai industri, termasuk konsumsi.
Tumbuh di era digital yang penuh dengan teknologi, Gen Z telah mengubah cara mereka berbelanja, berkomunikasi, dan berkonsumsi. Tren konsumsi yang diikuti oleh Generasi Z memberikan dampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk perekonomian, bisnis, dan masyarakat pada umumnya.
Generasi Z memiliki daya beli yang luar biasa. Dikutip dari situs Bloomberg, generasi ini memiliki pendapatan yang dapat dibelanjakan hingga 360 miliar dolar AS pada tahun 2021, atau lebih dari dua kali lipat perkiraan empat tahun lalu, hanya 143 miliar dolar AS.
Beberapa Gen Z adalah generasi terbaru yang memasuki dunia kerja. Mereka yang mempunyai kemampuan membelanjakan sebagian uangnya untuk berbelanja memiliki pola konsumsi yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya.
Fakta Kehidupan: Seiring Dengan Tahapan Kehidupan, Kebiasaan Media Generasi Milenial Berbeda Dan Berbeda Lagi
Salah satu hal yang paling mengejutkan tentang Gen Z adalah cara mereka memilih produk ramah lingkungan. Kebanyakan dari mereka peduli terhadap bumi dan kelestarian lingkungan.
Gen Z percaya bahwa generasi sebelumnya mewakili konsumsi berlebihan, kapitalisme, dan materialisme, sehingga Gen Z cenderung lebih memilih produk berkelanjutan dengan kualitas lebih tinggi.
Laporan First Insight bertajuk “Keadaan Belanja Konsumen: Pembeli Gen Z Menuntut Ritel Berkelanjutan” menunjukkan bahwa sekitar 62 persen pembeli Gen Z lebih memilih