Dampak Perubahan Iklim Terhadap Sektor Pertanian

Dampak Perubahan Iklim Terhadap Sektor Pertanian – Meski mewarisi dasar-dasar pertanian, para petani tetap perlu memahami agrometeorologi. Hal ini bertujuan untuk membantu mengurangi dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian.

Petani memanen padi dini hari di sawah yang terendam banjir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (11/3/2020). Banyak petani yang memanen padi pada pagi hari karena gagal panen akibat banjir.

Dampak Perubahan Iklim Terhadap Sektor Pertanian

Dampak Perubahan Iklim Terhadap Sektor Pertanian

JAKARTA, – Dampak perubahan iklim membuat musim menjadi tidak menentu sehingga petani kesulitan menentukan waktu tanam. Memahami agrometeorologi dapat membantu petani beradaptasi terhadap perubahan iklim sekaligus mencegah kegagalan panen.

Perubahan Iklim Kikis Mata Pencaharian Sektor Pangan

Yunnita Winarto, Guru Besar Antropologi Universitas Indonesia, mengatakan para petani lokal mempelajari seluruh ilmu pertanian dari orang tua atau kakek neneknya dan mewariskannya secara turun temurun. Dengan kata lain, pengetahuan mereka diperoleh dari pengalaman langsung dalam praktek pertanian.

“Petani mengelola tanaman berdasarkan pengamatan sensorik dan tanda-tanda alam. “Namun, tidak ada yang memberi tahu mereka tentang perubahan iklim,” ujarnya pada acara “Ketahanan Pangan: Literasi Petani Respons Perubahan Iklim,” pada Sabtu (28/5/2022).

Meski para petani telah mewarisi dasar-dasar pertanian, Yunita tetap berpendapat bahwa pemahaman tentang agrometeorologi masih perlu dilakukan. Alasannya adalah petani mengulangi rencana penanaman pada kondisi yang sama di masa lalu dan tidak mengetahui kondisi iklim di masa depan.

Setelah mempelajari agrometeorologi, petani memahami perubahan iklim. Hujannya menipu yang menyebabkan kegagalan dan kami melihat keseluruhan ekosistem.

Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Harga Makanan

Selain itu, penting untuk meningkatkan kapasitas berbasis pengetahuan para petani, karena mereka sering kali terbiasa dengan teknologi dan peralatan tanpa mengetahui risiko penggunaannya bagi ekosistem semak belukar. Yang lebih penting lagi, para petani tidak memiliki keterampilan analitis untuk memahami dampak iklim terhadap lahan dan tanaman.

Petani memanen bawang merah pada pagi hari di Desa Kalinyamat Kulon, Kecamatan Margadana, Kota Tegal, Jawa Tengah, Rabu (1/1/2020). Kerugian petani akibat banjir mencapai 50 juta per hektar.

Yunita, dengan bantuan pihak lain, membuat toko lapangan ilmiah untuk menciptakan literasi di kalangan petani. Sederhananya, energi bidang keilmuan adalah mencari upaya terbaik antara peneliti dan petani di dunia keilmuan untuk menghadapi dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian.

Dampak Perubahan Iklim Terhadap Sektor Pertanian

Kegiatan ini juga memungkinkan peneliti berperan sebagai petani. Para petani, bersama dengan para cendekiawan dan pelayan, memperoleh keterampilan ilmiah, analitis dan pastoral yang kaya serta memperoleh keterampilan pengambilan keputusan.

Urban Farming Sebagai Alternatif Ketahanan Iklim Perkotaan Sektor Pertanian

Dalam kegiatan ini, petani juga mendapatkan layanan iklim, seperti pengukuran curah hujan, pemantauan agrosistem, evaluasi hasil panen, dan pengorganisasian operasional. Selain itu, petani menggali informasi tentang skenario musiman, sehingga mereka dapat mengambil keputusan dan memberikan alternatif solusi jika terjadi situasi kegagalan.

“Petani perlu dididik tentang pertanian berkelanjutan. Dengan begitu mereka akhirnya bisa menjadi pemimpin dan mengantisipasi dampak perubahan iklim,” ujarnya.

Persatuan Petani Indramayu Penentang Perubahan Iklim (PPTPI) Nurkila telah melihat langsung manfaat mempelajari agrometeorologi dan dampak perubahan iklim. Sebelum menimba ilmu tersebut, ia mengakui bahwa para petani telah melihat tanda-tanda alam yang diturunkan dari generasi ke generasi.

“Setelah mempelajari agrometeorologi, para petani mengetahui tentang perubahan iklim. Hujan tipislah yang menyebabkan kegagalan dan kami mempelajari ekosistem secara keseluruhan,” ujarnya.

Petani Menolak Kalah: Adaptasi Petani Terhadap Perubahan Iklim Di Desa Mahang Sungai Hanyar Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Nurkila juga mengakui keterlibatan para peneliti dalam membantu petani memahami berbagai hama dan penyakit tanaman serta cara pemberantasannya. Mengetahui hal tersebut, para petani dapat menolak usaha yang menawarkan obat-obatan untuk membasmi hama atau penyakit yang tidak sesuai untuk mereka gunakan. Sebab, selama ini petani kerap tertipu dengan kualitas obat herbal karena tidak memahami ekosistem di sawah.

Manajer Advokasi Urusan Iklim Indonesia Ari Wijankarko Adipratomo mengatakan hingga saat ini solusi terhadap tantangan perubahan iklim masih bertumpu pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun laporan terbaru Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) memasukkan aspek kearifan lokal dalam upaya melawan perubahan iklim.

Menurut Ari, kearifan lokal dikonstruksi dan dibentuk sesuai kondisi setempat. Oleh karena itu, upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim adalah tepat karena relevan dengan tantangan lokal dan mudah diterima oleh masyarakat.

Dampak Perubahan Iklim Terhadap Sektor Pertanian

Oda (65) memandangi ular-ular yang menjadi hama di sawah, menurutnya di Kecamatan Suradita, Tangerang, Banten, Sabtu (18/12/2021). Odah berpotensi mengurangi hama dan menurunkan hasil panen. Karena dia memiliki separuh hasil panen bersama keluarganya.

Pertanian Karbon Dan Mitigasi Bagi Perubahan Iklim

Ari mencontohkan Chile menjadi salah satu negara yang memerangi perubahan iklim, memanfaatkan kearifan lokal masyarakat Inca untuk meningkatkan ketahanan pangan lokal bagi para petani. Di saat yang sama, Chile juga meningkatkan energi terbarukan dengan konsumsi mencapai 22 persen.

“Manfaat mitigasi dan adaptasi perubahan iklim berdasarkan kearifan lokal harus dieksplorasi.” Jika terbukti mampu menyerap emisi, maka negara mempunyai kemampuan memperoleh keuntungan finansial dari perdagangan karbon,” ujarnya. Perubahan iklim akibat El Nino membuat petani Indonesia khawatir. 

Dampak El Nino terhadap Pertanian Nasional, Organisasi Kesehatan Dunia dan organisasi dunia lainnya memperkirakan fenomena El Nino akan terus berlanjut hingga April 2014. Apa dampak dari pertanian agraris? El Nino sering menyebabkan kekeringan pada lahan persawahan. Dampaknya, produksi padi kemungkinan berkurang 1,89 juta ton dan 607.810 ha sawah rusak. *

Dalam skala nasional, perubahan iklim dapat menimbulkan kerugian ekonomi hingga 78 triliun dari sektor pertanian dan menurunkan pendapatan petani sebesar 9-25 persen.

Upaya Sektor Pertanian Dalam Menghadapi Perubahan Iklim

Di beberapa daerah, petani disarankan menggunakan varietas padi toleran kekeringan, seperti Inpago 8-10, Gaya Mungkur, Batutegi, dan Situ Patengang.

Tentu saja, jika semua rencana itu bertepatan satu sama lain, rencana ini bisa berhasil. Mengatasi tantangan dalam menghasilkan benih yang lebih baik melalui inovasi bioteknologi sangat penting untuk meningkatkan ketahanan pangan dan penghidupan para petani Indonesia.

Jangan lupa kunjungi akun media sosial CropLife untuk mendapatkan informasi terkini seputar pendidikan dan inovasi teknologi pertanian di Indonesia.

Dampak Perubahan Iklim Terhadap Sektor Pertanian

Lot Riau Agricultural Technical Park untuk Proses Pemuliaan dan Pelatihan Benih Program Pertukaran Petani Pan-Asia ke-16 Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian nasional secara keseluruhan. Hal ini tercermin dari banyaknya penduduk atau pekerja yang hidup atau bekerja di bidang pertanian dan nasional dari sektor pertanian. Sektor pertanian sangat rentan terhadap perubahan iklim karena berkaitan dengan pola tanam, waktu tanam, produksi dan kualitas produksi.

Perubahan Iklim Berdampak Pada Petani Muda Indonesia, Terutama Gagal Panen Yang Besar

Laporan perubahan iklim pemerintah tahun 2001 menyimpulkan bahwa sejak tahun 1861, suhu global telah meningkat sebesar 0,6 derajat Celsius (1 derajat Celsius). 

IPCC memperkirakan bahwa antara tahun 1990 dan 2100 rata-rata suhu global akan meningkat sebesar 1,1 C (2,0 hingga 11,5 F). menurut Stoker; Kondisi ini akan menyebabkan iklim memanas seiring berjalannya waktu selain emisi, dan karbon dioksida akan tetap berada di atmosfer selama 100 tahun atau lebih sebelum diserap oleh alam. 

Dampak pemanasan global akan meningkatkan curah hujan, penguapan, limpasan air, kelembaban tanah dan variabilitas iklim yang semuanya akan mempengaruhi produksi pangan.

Perubahan iklim berdampak negatif terhadap produksi pertanian. Menurunnya produksi pertanian disebabkan berkurangnya luas panen akibat dampak perubahan iklim. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa La Nia berdampak negatif terhadap produksi padi di Pulau Jawa. Perubahan luas panen dan upah berpengaruh positif terhadap produksi padi di Pulau Jawa.

Dampak Perubahan Iklim Pada Petani Lokal Di Indonesia

Pada tahun 2000, sektor pertanian diperkirakan menyumbang sekitar 14% dari total output. Sektor pertanian mengeluarkan emisi GRK dalam jumlah besar ke atmosfer, terutama CO2, CH4 dan N2O (Paustan et al. 2004). CO2 terutama dilepaskan melalui dekomposisi mikroba, pembakaran sisa-sisa tanaman dan bahan organik tanah (Janzen 2004; Smith 2004). 

Sumber emisi terbesar di sektor pertanian berasal dari pembakaran pupuk, peternakan, sawah, kotoran hewan dan limbah pertanian (WRI 2005).

Produksi beras dan pembakaran biomassa sebagian besar berasal dari negara-negara berkembang, masing-masing menyumbang 97-92%, sedangkan emisi metana beras (CH4) sebagian besar berasal dari Asia Selatan dan Timur (82%). Metana berasal dari penguraian bahan organik dalam kondisi kekurangan oksigen, terutama dalam fermentasi pencernaan hewan ruminansia, kotoran sapi, dan sawah (Mosier 2001). 

Dampak Perubahan Iklim Terhadap Sektor Pertanian

N2O terbentuk sebagai akibat dari perubahan tanah dan limbah hewan serta mikroba dan meningkat ketika ketersediaan nitrogen melebihi kebutuhan tanaman, terutama pada kondisi lembab (Smith dan Konen 2004).

Optimasi Penggunaan Greywater Untuk Pertanian Dalam Menghadapi Perubahan Iklim

Petani yang memahami perubahan iklim dan dampak produksinya terhadap tanaman pangan memiliki penghidupan berkelanjutan dan strategi adaptasi untuk mengatasi ketidakpastian dampak perubahan iklim terhadap tanaman pangan (Ayunvui, et al., 2010). Soejon dkk. (2009) 

Pabrik-pabrik utama untuk produksi pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja ditemukan. Sedangkan faktor yang tidak berpengaruh nyata terhadap produksi adalah permukaan lahan dan stok benih.

Mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dari lahan pertanian dan mitigasi perubahan iklim dapat dicapai melalui varietas rendah emisi, penggunaan pupuk organik, dan perubahan teknik pengolahan air. dan pengelolaan lahan yang dapat mengurangi emisi GRK.

Perubahan iklim harus diserukan, memperkuat konsolidasi dan koordinasi antar organisasi, termasuk penyebab dan dampaknya terhadap manusia dan lingkungan. Khususnya bagi petani, peran asuransi pertanian harus lebih disosialisasikan untuk mencegah petani kehilangan hasil panen akibat perubahan iklim, kekeringan atau hama.

Bagaimana Dampak Pertanian Indonesia Karena Perubahan Iklim Akibat El Nino

TAG Gas Rumah Kaca Pertanian Iklim Maju dan Cuaca Kekeringan Emisi Gas Rumah Kaca Karbon Dioksida Ilmu Pengetahuan Alam Teknologi Sains Teknologi Ruang Kelas

Artikel Terkait

Leave a Comment